Selasa
(30/6) kemarin, pengurus Badan Eksekutif Republik Mahasiswa UPI 2020 (BEM REMA)
menggelar pelantikan sekaligus aksi di sekitar area gedung Isola. Disana para
pengurus BEM REMA UPI sebanyak 36 orang mahasiswa yang hadir memperlihatkan
kertas yang bertuliskan semacam sindiran kepada pihak kampus dan 219 pengurus BEM
REMA UPI lainnya ikut bergabung melalui daring dengan memperlihatkan kertas dan tulisan yang bertuliskan #tolakkomersialisasikampus dan
#tolakliberalisasikampus.
Aksi
yang digelar pukul 13.00 WIB ini berisi terkait tiga tuntutan, yaitu
Liberalisasi Pendidikan, Komersialisasi Pendidikan dan juga Privatisasi
Pendidikan di lingkungan kampus UPI. “Kami menuntut kampus untuk menjadi kampus
ramah gender dan disabilitas serta menuntut UPI untuk menindak tegas kekerasan
dan pelecehan seksual di lingkungan UPI,” ucap Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi selaku
Presiden BEM REMA UPI 2020.
Ia pun menjelaskan bahwa aksi
ini merupakan salah satu upaya untuk menyuarakan keresahan yang dirasakan khususnya
mahasiswa UPI terhadap permasalahan di lingkungan kampus yang diarahkan kepada jajaran
pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Namun hingga aksi ini berakhir sore
hari, tidak ada tanggapan berarti dari pihak pimpinan kampus.
0 Komentar