Masker menjadi alat pelindung diri paling utama dalam mencegah penyebaran Covid-19. Berbagai jenis masker digunakan sesuai dengan kondisi pengguna dan situasi lingkungannya. Diantaranya adalah masker kain, masker bedah, dan masker N95.
Jenis Masker dan Efektifitasannya (radarcirebon.com)
Dari ketiga masker
tersebut, masker bedah memiliki tingkat efektifitas proteksi yang cukup tinggi
serta kemudahan untuk ditemukan di toko manapun. Hal ini membuat penggunaan
masker bedah menjadi populer di kalangan masyarakat walaupun masker bedah ini
dianjurkan untuk digunakan oleh orang yang sudah terinfeksi juga para tenaga
medis.
Dibalik efektifitas dan
kemudahan aksesnya, kini masker bedah membawa potensi masalah baru, yakni tata
kelola pembuangan masker. Kelalaian dalam mengelola limbah medis tidak hanya
akan mengancam keselamatan petugas kebersihan, namun juga mengganggu ekosistem
serta masalah lingkungan lainnya.
Pada Juli 2020, sebuah
penelitian di Thailand menunjukkan bahwa total penggunaan masker beah di
Indonesia sudah mencapai angka 159.214.791 buah setiap harinya. Lantas, apa
yang membuat limbah masker bedah begitu berbahaya bagi lingkungan?
Material
Masker Bedah
Masker bedah memiliki 3
lapisan, yakni lapisan luar, lapisan filter, dan lapisan dalam. Lapisan terluar
terbuat dari bahan 100% polyester dan berfungsi untuk menahan droplet dari
lingkungan sekitar agar tidak terhirup pengguna maskernya. Lapisan di tengah
merupakan lapisan filter, terbuat dari bahan 10% polyester dan berfungsi untuk
mencegah patogen berpenetrasi dalam segala arah.
Lapisan Pada Masker Bedah (bantenprov.go.id) |
Terakhir adalah lapisan
dalam, terbuat dari bahan yang sama seperti lapisan luar, lapisan ini menyerap
droplet pengguna masker. Bahan polyester inilah yang butuh waktu dan proses
yang lama untuk dapat terurai. Dampak apa yang diberikan limbah masker bedah
kepada lingkungan?
Akibat
Pengelolaan Limbah Medis yang Buruk
Rumah sakit dan instalasi kesehatan sebenernya
memiliki alat khusus untuk menghanguskan limbah medis. Namun, karena
melonjaknya libah yang diproduksi, kini asap yang dihasilkan semakin hitam
tebal dan berbau menyengat.
Hal tersebut dapat memicu masalah kulit dan pernapasan. Selain itu, petugas kebersihan pun memiliki potensi yang besar untuk terinfeksi karena mereka yang melakukan kontak paling dekat dengan limbah medis.
Limbah Medis di Dalam Laut (mio.ecsde.org) |
Pada ekosistem laut,
beberapa binatang tidak mampu membedakan plastic dan mangsanya. Mereka berakhir
tersedak karena memakan sampah dan akhirnya mati. Lalu, apa yang bisa kita
lakukan untuk mengurangi dampak limbah masker bedah pada lingkungan?
Daur
Ulang masker Bedah
Selain dengan menggunakan
masker kain yang tidak sekali pakai, ada pula cara untuk memperpanjang umur
keberfungsian masker bedah. Salah satunya adalah dengan mengubahnya menjadi pot
bunga.
Alat dan bahan:
1.
Masker
bekas pakai
2.
Detergen
3.
Tanah
dan biji tanaman
4.
Sikat
gigibekas pakai
5.
Jarum
dan benang
6.
Stapler
7.
Gunting
Cara pembuatan:
1.
Cuci
dan sikat masker dengan sikat gigi dan detergen. Virus memiliki lapisan lipid
pelindung yang akan hancur oleh bagian hibrofobik dari molekul sabun. Sementara
bagian sisanya akan terbawa hanyut bersama air dan bagian hidrofili pada
molekul sabun.
2.
Keringkan
di bawah sinar matahari.
3.
Gunting
bagian karet elastisnya. Bagian ini bahkan bisa dijadikan ikat rambut.
4.
Buatlah
bentuk seperti pot bunga dengan cara menggunting, menjahit, dan men-stapler
bagian masker.
5. Masukkan tanah secukupnya dan tanamlah biji tanaman.
Video
lengkap tata cara pembuatan pot bunga ini dapat diakses pada tautan
bit.ly/DaurUlangMasker
#OneMaskOnePlant
Ikuti
kampanye ini dengan membuat satu pot bunga untuk setiap satu masker bedah yang
kamu gunakan!
Penulis: Arsanti
Satriani Salim
0 Komentar