Di tahun 2020 ini Pandemic
Covid-19 semakin menjadi, situasi ini berdampak pada segala segi terutama pada
segi pendidikan. Karena adanya Covid-19 ini pemerintah menegaskan untuk tidak melakukan
proses belajar mengajar secara tatap muka langsung, melainkan melalui media
daring atau pembelajaran daring. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia bahkan
seluruh dunia diubah menjadi belajar melalui media daring. Termasuk di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) khususnya Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Kegiatan KKN dilakukan secara daring atau
online dari sebelumnya yang biasanya langsung turun ke wilayah masyarakat
setempat.
Pembelajaran mengenai
Pendidikan Jasmani dalam masa pandemic Covid-19 ini menjadi pembelajaran yang
penting, karena apabila dilihat dari segi mengajarkannya Pendidikan Jasmani
mengajarkan tentang kesehatan, kegiatan atau aktivitas fisik, permainan yang
dapat menyenangkan siswa. Namun dengan adanya pandemic ini, pembelajaran
Pendidikan Jasmani menggunakan pembelajaran jarak jauh sehingga memberikan
pengalaman yang baru untuk kita sebagai guru maupun siswa, yang biasanya penjas
bisa dilakukan bersama-sama di sekolah, sekarang ini hanya bisa dilakukan
dirumah masing-masing mengingat kita harus melaksanakan protokol kesehatan. Hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru penjas dalam menyikapi masalah
tersebut, guru harus merencanakan bagaimana cara agar tujuan pembelajaran penjas
akan sampai pada siswa.
Saya menganailisis
ini sebagai calon guru Pendidikan Jasmani yang sedang menjalankan mata kuliah
KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan telah melaksanakan kegiatan PPLSP (Program
Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan) di salah satu Sekolah Menengah Pertama
di Kota Cimahi, mengenai situasi dan kondisi pembelajaran Pendidikan Jasmani
saat pandemic Covid-19 ini adalah semua pembelajaran dilakukan menggunakan
berbagi macam media pembelajaran online, seperti WhatsApp, Google Classroom,
Zoom Meeting, Youtube dan yang lainnya. Dengan kondisi yang saya alami dan saya
amati di sekolah tempat saya praktik PPLSP, Pendidikan Jasmani berjalan dengan
cara menggunakan media seperti WhatsApp dan Google Classroom untuk mengumpul
untuk menungumpulkan tugas baik tugas materi maupun tugas praktik, Youtube
sebagai sarana guru untuk mengunggah video pembelajaran dan juga kegiatan Zoom
meeting yang dilakukan setiap dua minggu satu kali.
Cukup banyak kendala yang dialami saat pembelajaran jarak jauuh ini, salah satu yang sering dikeluhkan oleh siswa yaitu terkait dengan kuota, memang ada kuota yang diberikan secara gratis oleh sekolah untuk setiap muridnya, namun di beberapa siswa sinyal nya tidak begitu stabil bahkan tidak ada sinyalnya ketika akan mengumpulkan tugas maupun mengikuti Zoom Meeting, sehingga ada di beberapa kelas yang mengumpulkan tugas dan mengikuti Zoom Meeting bisa kurang sampai 50% dari jumlah siswa dikelas tersebut. Mungkin menurut pandangan saya bahwa pembelajaran yang dilakukan secara Online ini hanya akan berjalan baik pada sekolah yang kondisi ekonomi disetiap orang tuanya bisa dibilang menengah ke atas, karena mungkin mereka bisa menggunakan data internet sendiri yang disediakan dirumah masing-masing, seperti WiFi, sedangkan bagi orang tua yang menegah kebawah hanya mampu mengandalkan kuota gratis yang diberikan sekolah, bahkan itupun sinyal yang didapat kurang stabil bahkan tidak ada, karena mungkin jaringan di wilayah siswa tersebut tidak mendukung jaringan yang diberikan gratis oleh sekolah.
Penulis :
Rifqi Fauzi
Instagram :
Rifqifauzi16
0 Komentar