Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan KKN Tematik di masa pandemi ini. KKN
dilakukan secara individu oleh setiap mahasiswa didaerah masing-masing . KKN
kali ini bertujuan untuk pencegahan dan penanggulangan covid-19.
Program-program didalamnya meliputi program wajib dan program pilihan. Program
wajib bidang pendidikan yang menjadi sasarannya yaitu guru, siswa, dan orangtua
siswa. Saya melaksanakan kegiatan KKN di SDN 032 Tilil Kota Bandung.
Pada
awal tahun 2020 seluruh dunia digemparkan oleh salah satu virus yang menyebar
dari kota Wuhan (salah satu kota di China)
yaitu virus covid-19. Indonesia merupakan salah satu yang terkena dampak
dari penyebaran virus covid-19 tersebut. Sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19
yang membludak, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan-kebijakan dengan
menghimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah. Kondisi
ini memberikan dampak secara langsung pada dunia pendidikan. Untuk itu, semua
instansi pendidikan mengambil langkah cepat sebagai respon antisipasi
penyebaran covid-19 dengan meliburkan sekolah selama 2 minggu. Namun, kondisi
tidak kunjung membaik hingga pemerintah memutuskan untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring.
Pembelajaran
secara daring merupakan salah satu cara belajar mengajar yang paling efektif
untuk menghindari penularan virus covid-19 ini. Termasuk kedalamnya adalah
sekolah dasar, dan PJOK yang pembelajarannya lebih efektif dilaksanakan secara
langsung kini tidak dapat terlaksana akibat virus covid-19. Beberapa kendala
telah terjadi saat pembelajaran daring, yang disebabkan oleh faktor internal
dan faktor eksternal.
Selama
peserta didik mengikuti pembelajaran daring dirumah, berbagai kendala yang
dialami berawal dari dirinya sendiri atau bisa disebut faktor internal. Umumnya
adalah peserta didik mengalami semangat
belajar yang semakin melemah akibat pembelajaran daring ini. Pembelajaran
daring sepenuhnya bergantung pada jaringan internet dan perangkat pendukungnya.
Namun, tidak semua peserta didik memiliki fasilitas internet. Masih banyak pula
yang mengalami kendala dalam hal biaya untuk membeli kuota, sinyal yang sering
terganggu, kapasitas handphone yang
semakin merendah akibat aplikasi untuk mengikuti pembelajaran daring, bahkan
beberapa ada yang tidak memiliki perangkat keras seperti handphone, maupun laptop.
Tidak
hanya peserta didik, guru sekolah dasar yang terbiasa melakukan pembelajaran
tatap muka, terutama guru penjas yang hakikatnya mendidik melalui gerak banyak
mengalami kendala karena tidak adanya kesiapan pembelajaran daring. Sepeti kita
ketahui, kegiatan pembelajaran PJOK di sekolah, media pembelajarannya dapat
berupa orang, benda-benda sekitar, lingkungan dan segala sesuatu yang dapat
digunakan guru sebagai perantara menyampaikan materi pembelajaran. Hal tersebut
akan menjadi berbeda ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring. Semua
media atau alat yang dapat guru hadirkan secara nyata, berubah menjadi media
visual karena adanya keterbatasan jarak.
Penulis
: Sarah Fauziah Hidayah
0 Komentar