Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia. Mata kuliah KKN ini memiliki tujuan salah satunya, melatih mahasiswa
dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diperoleh
dibangku kuliah untuk diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah di
masyarakat.
Akan tetapi KKN tahun ini berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, KKN tahun ini bertema “KKN Pencegahan dan Penanggulangan Dampak
Covid-19” dilaksanakan secara daring di masa pandemi ini. Seperti yang kita
ketahui di awal bulan Maret 2020 Indonesia dilanda dengan pandemi Covid-19,
tidak hanya negara Indonesia tetapi seluruh dunia yang berdampak pada seluruh
bidang salah satunya bidang pendidikan dan ekonomi. Sehingga pada KKN Tematik
ini, UPI memberikan berbagai program dalam melaksanakan KKN daring ini berupa
program edukasi pencegahan dan penanggulangan dampak Covid-19 pada bidang
pendidikan dan ekonomi sasarannya kepada anak sekolah dari jenjang PAUD/TK
hingga SMA dan masyarakat umum.
Hal ini dialami oleh Ariyani Setianingrum, mahasiswi asal
Bandung jurusan PGSD FIP UPI Bumi Siliwangi. Ariyani menjalani KKN dengan
program edukasi penanggulangan dampak
Covid-19 di bidang pendidikan pada anak sekolah di SDN 111 Pindad, Kelurahan
Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dimulai KKN dari tanggal 17
November 2020 hingga 19 Desember 2020.
Awal mulanya, Ariyani tidak merasa kesulitan untuk
meyakinkan guru, siswa dan orang tua siswa karena menurut mereka dengan adanya
Ariyani dalam pendampingan pembelajaran sangat membantu dalam pembelajaran
daring ini. Apalagi di masa pandemi ini, dalam kegiatan belajar mengajar
diharuskan untuk pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Sehingga
proses pembelajaran daring pun tidak lepas dari penggunaan teknologi. Tetapi
guru, siswa dan orang tua siswa masih merasa kesulitan karena ini merupakan hal
baru untuk mereka dalam pembelajaran daring. Selain itu, tidak sedikit siswa
mendapatkan hasil maksimal baik itu materi pelajaran maupun penugasan yang
diberikan oleh guru melalui Whatshapp.
Para orang tua juga merasa sulit dan kebingungan dalam mengajarkan anak-anaknya
di rumah.
“Anak-anak suka merasa kejenuhan saat pembelajaran
daring karena tidak ada cara lain saya hanya memberikan penugasan, penugasan
pun kadang dikerjakan oleh orang tuanya karena sulit untuk dilihat dan dipantau
langsung. Ingin melihat keaktifan anak-anak melalui zoom meeting tapi saya tidak bisa menggunakannya jadi sulit untuk
memberi informasi cara menggunakan zoom meeting
kepada orang tuanya” ujar Bu Mimin, selaku walikelas 3C.
Sebagai solusinya dalam pembelajaran daring di minggu
depannya, Ariyani mendampingi guru, siswa dan orang tua siswa dalam
melaksanakan pembelajaran melalui zoom
meeting, mereka pun sangat senang dan siswa juga sangat antusias akan
adanya pembelajaran melalui zoom meeting.
Pembelajaran melalui zoom meeting ini
dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut dan dibagi menjadi 4 kelompok dari 32
orang siswa untuk 1 hari kegiatan zoom
meeting diikuti oleh 8 orang siswa dengan durasi kurang lebih 2 jam. Saat
pelaksanaan pun siswa sangat antusias dan senang bertatap muka dengan teman
serta gurunya walaupun hanya melalui zoom
meeting. Pembelajaran daring ini pun mengulas kembali materi-materi yang
sudah diajarkan sebagai persiapan PAS semester ganjil.
Dengan dilaksanakan pembelajaran daring melalui zoom meeting ini diharapkan siswa makin bersemangat untuk belajar walaupun secara daring dan dilaksanakan di rumah saja. Karena pada dasarnya masa pandemi bukan berarti kegiatan belajar mengajar berhenti tetapi siswa juga harus terus mendapatkan ilmu.
Penulis: Ariyani Setianingrum
0 Komentar