Beberapa bulan yang lalu negara Indonesia dinyatakan
terkena wabah virus corona atau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Tidak
hanya Negara Indonesia saja yang terkena virus corona, banyak negara-negara
lain yang sudah lebih dahulu terkena wabah virus corona ini. Covid-19 ini
menjadi sorotan dunia, karena kemunculan diakhir tahun 2019 pertama kali di
Wuhan, China. Penyakit ini penularan dan menyebaran yang begitu cepat, sehingga
pemerintah menetapkan lockdown di
berbagai kota, kabupaten, dan daerah. Kehadiran wabah COVID-19 ini benar-benar
mempengaruhi kegiataan hampir semua sektor kehidupan. Baik itu sektor ekonomi,
sosial, agama, bahkan hingga ke sektor pendidikan. Khusus nya pada sektor
pendidikan tahun ajaran baru 2020-2021 di masa pandemi. Pada tahun 2012
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengatur
hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomer 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh (Sumber: Kompasiana.com).
Pelaksaan Pembelajaran Jarak Jauhh (PJJ) ini
berdampak pada tidak efektifnya proses kegiatan pembelajaran jarak jauh,
akibatnya timbul masalah dan kendala yang dialami oleh para guru, peserta
didik, dan orang tua, antara lain kesulitan pada mata pelajaran, media
pembelajaran, kejunuhan, dan rasa bosan bagi peserta didik dikarenakan terlalu
lama merka harus bertahan dirumah dengan kegiatan yang menonton.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sudah memutuskan pembelajaran tetap dilakukan di
rumah untuk sekolah yang berada di kawasan zona kuning, orange, dan merah. Hal ini tentu saja akan membuat orang tua
harus bekerja ekstra di rumah. Terutama untuk para ibu rumah tangga harus
sebaik mungkin mengontrol kegiatan pembelajaran anak nya di rumah. Perubahan
model pembelajaran dari tatap muka ke daring (online) tentu saja banyak
menghambat proses pembelajaran terutama interaksi yang tidak berjalan baik
antara guru dan peserta didik. Beberapa kendala bisa saja terjadi seperti tidak
ada sinyal, kouta habis, bahkan ada beberapa peserta didik yang tidak mempunyai
smartphone. Sekolah dan orang tua harus saling bersinergi menghadapi
pembelajaran jarak jauh di rumah. Pihak sekolah akan lebih baik jika memberikan
beberapa masukan untuk orang tua dalam mengontrol anaknya ketika kegiatan pembelajaran daring
ini dilakukan. Karena peran orang tua saat ini menjadi lebih dominan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dikonsepkan oleh pihak sekolah.
Ketika sebelum memasuki masa pandemi ini para orang
tua peserta didik sering mengeluh kepada tenaga pendidik, mungkin sekarang
saatnya para orang tua merasakan sulit nya menjadi seorang pendidik. Tenaga
pendidik juga pada masa pandemi ini dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam membangun suasana pembelajaran yang mendukung semangat peserta didik
mengikuti pembelajaran jarak jauh ini. Tidak hanya sebagai pengontrol, peran
orang tua juga sebagai fasilitator untuk anak nya agar nyaman dalam mengikuti
pembelajaran jarak jauh.
Lalu
apa saja peran orang tua di
masa pandemik?
Mengontrol kegiatan
pembelajaran.
Orang
tua harus mengetahui jadwal pembelajaran anak nya, agar setiap saat dapat
mengingatkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. Hal ini bisa dikatakan bahwa orang tua
menjadi guru di rumah bagi anak nya. Tidak hanya mengontrol, akan tetapi orang
tua juga harus selalu memberikan motivasi kepada anak nya untuk semangat
mengikuti pembelajaran jarak jauh. Karena pembelajaran jarak jauh tentu saja
akan menimbulkan rasa jenuh. Hal yang harus ditekankan adalah bahwa orang tua
sebagai pengontrol bukan sebagai pembantu peserta didik. Banyak dijumpai justru
orang tua memberikan jawaban cuma-cuma ketika anak nya sedang mengerjakan tugas
dari guru. Sebagai pengontrol, orang tua juga harus sering berkomunikasi kepada
guru wali kelas terkait perkembangan siswa selama mengikuti pembelajaran jarak
jauh di masa pandemi.
Memfasilitasi anak
belajar
Poin
kedua ini bisa dikatakan sebagai salah satu faktor utama kunci keberhasilan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini. Orang tua harus
memberikan fasilitas senyaman mungkin untuk anak nya dalam mengikuti pembelajaran.
Ingat, senyaman mungkin bukan semewah mungkin. Salah satu fasilitas yang
terpenting ialah kouta internet, tidak hanya untuk satuan pendidikan sekolah,
permasalahan kouta internet juga dirasakan para mahasiswa. Para orang tua bisa
mengalokasikan keuangan yang sebelumnya digunakan untuk ongkos dan biaya pulang
pergi dialokasikan untuk membeli kouta internet. Lagi-lagi hal ini perlu
pengawasan penuh dari siswa. Sebagai fasilitator, orang tua juga harus menjaga
mood dari anaknya, jangan sampai ketika pembelajaran berlangsung mood dari anak
itu dalam keadaan tidak baik, hal itu akan kepada ketidak efektifan
pembelajaran yang berlangsung dikarenakan materi yang akan dijelaskan oleh sang
guru akan lewat begitu saja. (Sumber : Kumpuran.com)
Hubungi guru
Point
ke tiga bagi orang tua tentu nya saat ini juga berperan penting sebagai guru di
rumah bagi anak, karena harus menyampaikan materi kepada anaknya.
Peran Guru di Masa
Pandemi
Memberikan model dan
strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif
Salah
satu faktor penunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas adalah cara
mengajar guru. Dengan cara apa dan media apa yang digunakan guru akan sangat
berdampak pada keberhasilan kegiatan pembelajaran. Jika hanya menggunakan
metode ceramah saja selama dua semester tentu akan membuat para peserta didik
jenuh dan bosan. Terlebih lagi di masa pandemi ini, tingkat kreatifitas seorang
guru benar-benar di tuntut dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. Tidak
hanya kreatif, akan tetapi juga harus inovatif. Bila di rasa cara satu efektif
untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik. Seorang guru harus
memikirkan cara-cara yang lainya atau mengembangkan cara satu yang telah sukses
itu. Seorang guru juga harus selalu mengevaluasi kegiatan pembelaran baik itu
sukses ataupun gagal meningkatkan semangat belajar siswa. Adanya evaluasi diri akan menjadikan
seseorang lebih kreatif dan inovatif dan guru yang baik ialah guru yang selalu
mengevaluasi diri ketika peserta didik gagal, bukan justru memarahi peserta
didik yang gagal.
Berkomunikasi dengan
wali murid.
Komunikasi
merupakan cara pendukung dari terciptanya model dan strategi pembelajaran yang
kreatif dan inovatif. Guru dapat berkomunikasi kepada para wali murid untuk
menanyakan perkembangan para peserta didik. Guru juga dapat meminta saran
kepada wali murid terkait dengan cara apa pembelajaran dapat dilakukan secara
efektif. Guru juga dapat meminta kepada wali murid untuk mendukung program
menagajar yang telah dikonsepkan oleh guru. Guru mewajibkan kepada wali murid
untuk memberikan laporan terkait perkembangan peserta didik di rumah selama
mengikuti kegiatan pembelajaran di rumah. Laporan itu bisa di buat seminggu
sekali.
Sejatinya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini ialah
untuk membantu program pemerintah dalam upaya mencegah penularan wabah
Covid-19. Akan tidak efektif apabila hanya beberapa sektor saja yang hanya
mendapat pengawasan khusus. Jangan sampai di sektor pendidikan sudah atur
sedemikian rupa untuk membantu pencegahan penularan wabah ini akan tetapi tidak
di dukung oleh sektor yang lain. Pihak sekolah juga dapat memberikan sanksi
kepada peserta didik yang melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Guru harus selalu menekankan kepada peserta didik untuk tetap di rumah
saja. Guru juga harus selalu memastikan kepada wali murid untuk tetap
menerapkan physical distancing dan social distancing. Jangan sampai kegiatan
pembelajaran jarak jauh dimanfaatkan untuk pergi ke mall ataupun melaksanakan
kegiatan lainya di luar rumah. (Sumber : Kumpuran.com)
Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini
sebagian besar sekolah ternyata melahirkan berbagai permasalahan yang harus
mencari solusi untuk pemecahan permasalahan tersebut, karena sebelumnya tidak
ada penyiapan untuk menghadapi fenomena pembelajaran jarak jauh di tengah
pandemik covid-19
Dalam upaya mendukung keberlangsungan PJJ, ada 3
upaya yang harus dilakukan oleh setiap orang tua siswa. Yang pertama, mengontrol
kegiatan pembelajaran, kedua, memfasilitasi anak belajar, dan ke tiga hubungi
guru. Begitu pula dengan guru dalam upaya mendukung keberlangsungan PJJ, ada 2
upaya yang harus dilakukan oleh guru. Yang pertama, memberikan model dan
strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif bagi peserta didik, ke dua
berkomunikasi dengan wali murid tanyakan tentang perkembangan peserta didik.
Penulis : Aghnia
NIM : 1701785
Sumber: https://kumparan.com/ahmad-arief-rifaldi/peran-orang-tua-dan%20guru%20menghadapi-pembelajaran-jarak-jauh-di-masa-pandemi-1thkgNvLvLL
0 Komentar