Sejak Covid-19 menyerang
dunia, banyak dari segala sektor kehidupan yang terpengaruh, tak terkecuali
pada sektor pendidikan yang terkena dampak paling besar. Hal ini terlihat
dimana sekolah yang awalnya hanya diliburkan selama 2 minggu akhirnya menjadi
pembelajaran daring hampir 9 bulan ini, dan bahkan Menteri Pendidikan
memutusukan untuk tahun 2020 Ujian Nasional (UN) ditiadakan guna mengurangi
dampak penularan dari Covid-19.
Sudah
hampir 9 bulan pembelajaran daring diaksanakan dan menggunakan berbagai macam
aplikasi, mulai dari menggunakan Zoom, Google Class, Webbex dan
lain-lain untuk melakukan pembelajaran daring sehingga siswa dan guru
memerlukan gawai minimal ponsel pintar (Smarthphone) agar bisa mengikuti
pembelajaran daring.
Namun
sayangnya beberapa daerah di Indonesia masih banyak siswa yang tidak mempunyai
gawai sehingga harus meminjam ponsel pintar milik orangtuanya hanya untuk
mengikuti pembelajaran daring. Hal ini juga menjadi kendala dikarenakan
orangtua yang bekerja dan harus membawa ponselnya sehingga anak sering tidak
mengikuti pembelajaran di kelas. Tak hanya itu saja, kurangnya pengetahuan dari
orangtua dan siswa akan cara penggunaan aplikasi pembelajaran seperti Zoom,
Google Class, Webbex dan lain-lain membuat pembelajaran kelas hanya
terpaku di grup Whatsapp dan menjadi kendala tersendiri.
Untuk mengatasi hal itu maka guru
berinisiatif membuat dan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
pembelajaran dan penugasan. Selain itu juga untuk menyampaikan materi, guru
juga mulai mencoba menggunakan aplikasi video editing yang
ringan seperti videoscribe, powtoon, dan lain-lain. Selain
mengunduh materi pembelajaran melalui youtube, guru juga membuat powerpoint. “Dikarenakan
banyak siswa yang jarang mengikuti pembelajaran dan ditambah juga orangtua
siswa suka mengeluh kalau kita pakai aplikasi yang aneh-aneh, makanya kita
pihak guru berinisiatif membuat LKS dan membuat video materi pembelajaran agar
siswa tetap bisa mengejar materi yang sudah diberikan”, kata Ibu Faradina salah
satu guru di daerah Gunung Sindur.
Tambahnya “Selain itu
juga, kita juga membuat materi dari power point guna
memfasilitasi siswa yang lebih senang membaca, namun powerpoint-nya
biasanya di screenshoot karena kebanyakan siswa belum paham
cara membuka powerpoint di handphone”.
Lalu untuk di
daerah-daerah yang masih terbilang sulit untuk mengakses gawai memang
penggunaan buku lebih efektif daripada hanya pemberian materi melalui grup
whatsapp. Maka dari itu selain memberi materi dan tugas melalui internet dan
grup whatsaapp, guru juga dapat meminta siswa untuk mengerjakan tugas lalu
memfoto hasil tugas dan mengirimkannya ke guru dan diakhir semester orangtua
dapat mengumpulkan buku ke sekolah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan
yang berlaku. Selain itu juga perlu adanya peran pemerintah daerah dalam
menangani masalah ini agar beban tidak terus harus ada pada guru saja.
Penulis : Fandi Agustiandi (1702907)
0 Komentar