Aksi Nyata Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Program Kampus Mengajar

 

Foto : Pribadi

Dalam Undang-Undang  No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kampus mengajar adalah salah satu bentuk usaha sadar yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian dilakukan atau diperuntukkan untuk semua mahasiswa yang sadar pula akan fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan yang senantiasa dituntut untuk aksi nyata. Kampus mengajar mengajak mahasiswa untuk mendaftar program ini pada tanggal 9 – 21 Februari 2021. Setelah itu dilakukan seleksi dan pembekalan bagi yang lolos. Pada tanggal 22 Maret kami mahasiswa yang lolos program ini diterjunkan ke sekolah masing-masing. Kami diberi waktu 3 Bulan tepatnya sampai tanggal 25 Juni 2021 untuk mengabdi.

Program kampus mengajar ini berfokus pada perbantuan mengajar yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang ditekankan seperti literasi dan numerasi, adaptasi teknologi, perbantuan administrasi dan hal lainnya yang dapat membantu sekolah.

Saya, Dani Ismail lolos program kampus mengajar ini dan di tempatkan di SDN Masabakti Bojongsoang. Saya tidak sendiri karena saya ditemani 7 orang hebat lainnya yang sama-sama lolos dan ditempatkan di sekolah tersebut. Awal kami dipertemukan ketika meminta surat penerjunan di Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Kami berkenalan dan saling bertukar pikiran untuk membuat perencanaan program ini. Esoknya kami ke sekolah bersama Dosen Pembimbing Lapangan. Tujuannya adalah untuk observasi dan mengantarkan kami kepada pihak sekolah. Singkat cerita kami merumuskan berbagai program untuk akhirnya disosialisasikan kepada pihak sekolah. Selama  3 bulan yang saya dan tim laksanakan adalah sebagai berikut :

1. Mengajar. Pada pelaksanaan mengajar di SDN Masabakti, kami full secara daring. Jadi kami berkomunikasi dengan guru pamong masing-masing terkait pembelajaran. Untuk saya sendiri memegang kelas 4 dan setelah berkomunikasi saya membantu guru dalam pembelajaran matematika agar menggunakan teknologi seperti pembelajaran dengan video, melalui youtube. Selain itu saya juga memberikan sebuah latihan soal dan dikirimkan via grup whatsapp. Untuk pembelajaran setiap harinya siswa diminta untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa sesuai Tema yang saya buat sendiri. Tentunya atas izin dari guru pamong. Untuk jadwal karena menyesuaikan dengan kuliah maka saya pada awalnya 2 kali ke sekolah dalam seminggu. Namun seiring berjalan waktu saya ke sekolah bisa setiap hari untuk membantu sekolah dalam kegiatan lainnya. Meski begitu di rumah pun saya tetap berkegiatan atau work from home. 

2. Membantu Adaptasi Teknologi. Adaptasi yang saya lakukan kepada guru pamong adalah terkait pembuatan Lembar Kerja Siswa menggunakan lembar-lembar capture yang diintegreasikan. Pada awalnya guru pamong menyarankan untuk digunting saja buku TEMA nya. Lalu selain itu saya juga memberikan dan membuat adaptasi pembelajaran menggunakan video pembelajaran yang saya buat. Saya juga memberitahu guru pamong saya dalam proses pembuatannya. Lalu untuk ke sekolah saya juga dapat memberikan adaptasi teknologi terkait pemanfaatan gawai yang di dalamnya terdapat banyak aplikasi bermanfaat bagi pendidik dan juga membantu para guru dalam pengaksesan web asesmen nasional dan bimtek. Selain itu terkait barang-barang elektronik seperti soundsystem saya juga membantu dalam pengoperasiannya, dan menjadi kali pertama para guru tau bagaimana membuat konek gawai dan sound via bluetooth.

3. Membantu Administrasi Sekolah dan Guru. Untuk membantu Administrasi sekolah dan guru saya melaksanakan pembagian dengan kelompok saya. Karena ada mahasiwa yang jurusannya administrasi, maka rekan saya memegang amanah full di administrasi sekolah. Namun tetap dibantu oleh rekan yang lain jika dibutuhkan. Selanjutnya untuk membantu administrasi guru itu sesuai dengan guru pamongnya masing-masing. Saya sendiri membantu guru pamong dalam hal membuat Lembar Kerja Siswa, membuat bahan ajar, video pembelajara, pengecekan ulangan tema, pengecekan Ujian dan PAT, perekapan nilai untuk rapor, penyusunan rapor, membuat RPP dan promes, pembagian rapor, pengecekan LKS, pembuatan lembar kerja harian dan berbagai macam alat pembelajaran lainnya.

4. Home Visit. Kegiatan ini awalnya sudah dikomunikasikan dengan guru pamong, namun dengan alasan keadaan pandemi dan kesiapan dari siswa nya maka tidak terlaksana. Namun saya membantu home visit untuk mengajar di kelas 1.

5. Pesantren Kilat. Kami laksanakan ketika bulan Ramadan dengan bekerja sama dengan sekolah. Dilaksanakan selama 3 hari dimana satu hari di isi dua kelas. Hari selasa kelas 1 dan 2 dan seterusnya. Untuk materinya menyesuaikan dengan kurikulum dan atas izin dari guru PAI. Pesantren kilat ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting yang disediakan oleh mahasiswa. Selain itu kami juga memberi siswa lembar harian ramadan untuk diisi.

6. Jumsih dan Beberes Perpustakaan. Jumsih ini adalah singkatan dari Jumat Bersih, jadi kami membersihkan sekolah setiap hari jumat. Namun pada pelaksanaanya kami hampir setiap hari membantu membersihkan dan merawat lingkungan sekolah. Untuk beberes perpustakaan kami lakukan di hari Jumat juga setelah pesantren kilat. Kami pertama menyapu dan membersihkan atap perpustakaan. Lalu merapikan dan menyusun buku lalu membersihkannya.

7. Lomba Akhir Sekolah. Lomba akhir sekolah pada rencananya dilaksanakan setelah PAT sambil menunggu pembagian rapor. Kami sudah menyiapkan segala persiapannya dari pamflet, hadiah dan lainnya. Namun Qadarullah pandemi semakin jadi dan menjadikan pembagian rapor dimajukan sehingga lomba ini dibatalkan.

Hingga pada akhirnya kami ditarik oleh Kementrian karena waktu tugas kami sudah selesai. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan aksi yang semoga berguna bagi kami, sekolah dan nusa dan bangsa.


Penulis: Dani Ismail, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar