(Gambar : Liputan6.com) |
Perjalanan pendidikan Indonesia sebelum kemerdekaan mengutip dari Sambutan Ki Hajar Dewantara pada penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Gadjah Mada pada 7 November 1956 dimulai pada saat zaman kolonial belanda yang pada saat itu beberapa Bupati mendirikan sekolah-sekolah kabupaten. Selain itu secara berangsur-angsur terciptalah sekolah-sekolah bumiputera juga. Namun mirisnya yang diajarkan di sekolah tersebut hanya membaca, menulis dan berhitung saja serta kebijakan tentang pendidikan ini dibuat oleh Belanda pada saat itu dimaksudkan untuk mengajari calon pegawai atau pembantu perusahaan milik Belanda yang pada akhirnya tujuannya adalah demi keuntungan Belanda juga.
Pada tahun 1920 timbulah cita-cita baru yang menghendaki perubahan
radikal d pada pendidikan dan pengajaran. Cita-cita baru tersebut seakan-akan
merupakan kesatuan antara kesadaran kultural serta kebangkitan politik.
Selanjutnya pada tahun 1922 terciptalah Tamansiswa di Yogyakarta oleh
seseorang yang sangat berjasa sekali bagi pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar
Dewantara. Taman siswa didirikan dilatarbelakangi oleh ketidakadilan pendidikan
yang diberikan pada saat zaman kolonial. Sehingga Ki Hajar Dewantara mendirikan
Tamansiswa dengan maksud agar masyarakat dari golongan bawah sekalipun dapat
mendapatkan pendidikan yang memanusiakan manusia yang berbasis kultural atau
kebudayaan.
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi
pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak. Maksudnya
adalah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan anak-anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya.
Setelah itu pada era kemerdekaan Ki Hajar Dewantara menjadi Menteri
Pendidikan pertama Indonesia. Pada masa itu pendidikan sudah lebih maju dan
leluasa dan berpusat bukan hanya pada pengetahuan namun berdasarkan kebudayaan
dan demokratis serta bertanggung jawab dalam aspek kesejahteraan untuk NKRI.
Hingga pada akhirnya setiap masa kepemimpinan memiliki acuan dalam
memajukan Pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan zaman. Jika meninjau
zaman sekarang, pendidikan akan erat kaitannya dengan teknologi.
Refleksi yang saya dapat dari materi ini adalah sebuah peningkatan
motivasi dalam memajukan pendidikan di Indonesia serta membuat tekad Saya untuk
menjadi guru yang profesional menggebu. Dalam praktiknya, Saya ingin sekali
menunjukan semangat seperti Ki Hajar Dewantara dan tokoh lainnya kala itu
ketika memperjuangkan Pendidikan Indonesia. Selain itu nilia-nilai yang ada
pada konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara akan selalu saya komnbinasikan dan
terapkan pada saat saya mengajar kelak. Seperti pendidikan berbasis kebudayaan,
pola pendidikan semboyan “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani”, pendidikan yang memanusiakan manusia serta pendidikan yang
dapat beradaptasi dan mengikuti zaman.
Nama : Dani Ismail
Kelas : 001 PPG Prajabatan Gel. 2 2022
IKIP SILIWANGI
0 Komentar